Apa yang dapat diharapkan dari pemilu yang terfokus pada individu calon presiden? Puluhan juta pendukung bisa mengantar tokoh populer menuju istana lewat pemilu. Seusai hari pemilu, puluhan juta pendukung itu tidak ikut masuk istana dan meringankan kerja presiden. Jika ia bukan orang terkuat dari partai terkuat, ia akan kikuk di istana yang sudah lama terkepung aneka kekuatan lain. Jika tak ingin digulingkan seperti Gus Dur, ia harus melayani kepentingan berbagai pihak tersebut.
Heryanto, Ariel (2022) “Jatah”, Kompas, 26/11/2022, https://www.kompas.id/baca/opini/2022/11/25/jatah
kata kunci: elit, koalisi, partai politik, politik identitas, pemilu
Somehow it’s still relevant until today 🙂
SukaSuka
Kenapa saya gak mau pilih Ganjar ?
Sepak terjang Megawati di rezim Jokowi, tak hanya sebagai Ketum PDIP. Namun juga seperti Boss dari Jokowi. Tidak cukup sebagai Ketua Partai berkuasa, Mega juga ingin menunjukan eksistensi dalam oerientasi negara dengan menjadi Ketua Pengarah BPIP. Meski lembaga ini bertanggung-jawab ke Presiden, tapi secara emplisit ingin menunjukan pengaruh Mega dalam rezim Jokowi.
Pun Mega kerap hadir dalam pelantikan pejabat tinggi di Istana. Entah dalam kapasitas apa ? Karena Ketum Partai (koalisi) yang lain tak jarang tampak dalam seremoni tsb.
Nanti bila Ganjar masuk istana, Megawati akan kembali melanjutkan rutinitas wara-wiri istana. Gak jelas.
Bahkan sangat mungkin kiprah Megawati akan lebih dari saat rezim Jokowi saat ini. Karena daya tawar Ganjar jauh lebih rendah ketimbang Jokowi.
Ganjar akan minim improvisasi dalam menghadapi Megawati. Bahkan menurut saya, sikap Ganjar ke Puan juga akan jiper. Masih ingatkan bagaimana Puan meminimalkan eksistensi Ganjar. Dengan posisi sebagai keturunan Soekarno dan pewaris PDIP, Puan akan bersikap ‘angkuh’ ke Ganjar, meski Ganjar adalah RI 1. Karena akan ada dorongan spontan, “Loe boleh Presiden. Tapi loe tetap aja kader…petugas partai yang harus hormat ke gue”. Saat memberi sambutan pun, Ganjar udah menyanjung Puan.
Bahkan, jangan-jangan Bambang Pacul pun bisa berlaku konyol ke Ganjar di belakang khalayak.
Itu alasan kenapa saya enggan memilih Ganjar. Pun sama aja dengan Anies nanti. Karena kalau dia jadi RI 1, maka Surya Paloh akan jadi Megawati kedua — malah mungkin lebih brutal lagi.
Makanya sejelek-jeleknya, mending saya pilih Prabowo. Dia adalah Ketua Partai, yang tidak punya atasan Ketua Partai. Bahwa nanti akan ada kompromi (politik), ya itu adalah keniscayaan. Masih sangat mungkin Mega dan Surya Paloh (juga SBY) punya eksistensi atau bargaining. Tapi mereka tidak bisa mencucuk hidung Prabowo dengan bebas. Beda dengan hidung Ganjar dan Anies, yang sudah dipasang tali kendali oleh Megawa dan Surya Paloh
SukaDisukai oleh 1 orang
Perhitungan yg masuk akal
SukaSuka
Kalau analisa anda utk ganjar masuk akal sy setuji. Tapi utk anies tdk masuk akal, krn anies bukan kader nasdem atau demokrat. bergaining power anies kpd partai2 lbh baik dibanding drpd ganjar.
Lihat faktanya jakarya aja ddh, apakah selama ini kebiakan anies disetir partai? Jaklingko, JIS, dll..semuanya program yg berdasarkan rakyat..menang beneran rakyat.
Kalau jokowi skrg sh keijakannya kepentingan partai kyk IKN, Kereta cepat, food estate, dll.. yg belum berhasil jika tak mau disebut gagal. Selalu merasa plg rakyat tp byk bohongnya. Mahasiswa2 aja pada tau.
Kalau prabowo sih big NO, lihat aja tu skrg menteri pertahanan apa programnya? Anggaran gede tapi gak jelas. TNI gitu2 aja di bawah dia.
SukaSuka