Indonesia, Seni, Ketidak-acuhan

WWR 2001_10_07_K Indonesia, Seni, Ketidak-acuhan-c

“Ini bukan soal kelas menengah melulu. Acuh, tidak peka, atau tidak peduli merupakan salah satu mekanisme kejiwaan banyak kalangan yang hidup tertekan dan menderita, tetapi harus terus hidup dan berjuang untuk hidup. Persis kemampuan untuk lupa. Orang yang tidak bisa lupa, atau tidak bisa acuh akan susah tidur, makan, bahkan bekerja dengan tenang. Bahkan bisa gila.”

“Indonesia, Seni, Ketidak-acuhan”, wawancara Bre Redana, Kompas, 7/10/2001.

kata kunci: gerakan mahasiswa, kesenian, pasca-Orde Baru, perubahan

Diterbitkan oleh

arielheryanto

IG: arielheryanto twitter: @ariel_heryanto facebook: ariel.heryanto

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s