Intelektual menjaga jarak – minimal dalam penampilan publik – dari yang berkuasa dan berharta. Tetapi, jarak itu tidak pernah total atau ekstrem. Mereka menikmati kehidupan dan perlindungan yang menyenangkan, entah secara langsung dari yang berkuasa/berharta, atau dari ketimpangan tata sosial yang ikut menguntungkan mereka.
Heryanto, Ariel (2004) “Intelektual Publik, Media, dan Demokratisasi” dalam A. Heryanto dan S.K.Mandal (eds), Menggugat Otoriterisme di Asia Tenggara, terjemahan Budiawan, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, hal. 49-118.
kata kunci: demokratisasi, industrialisasi, intelektual publik, kelas menengah, KKN, media, pasca-kolonial, Tempo, UKSW