Ketika Komunisme Tak Pernah Mati

2007_Ketika Komunisme Tak Pernah Mati-c

Heryanto, Ariel (2007) “Ketika Komunisme Tak Pernah Mati”, dalam Ignatius Haryanto (ed), Ketika Sensor Tak Mati-mati, penerjemah Hera Diani, Jakarta: Yayasan Kalam, hal. 152-194.

kata kunci: anomali, budaya pop, ironi, kekerasan, kepatuhan, Komunisme, palu arit, sensor, simulakra, subversi

Diterbitkan oleh

arielheryanto

IG: arielheryanto twitter: @ariel_heryanto facebook: ariel.heryanto

2 tanggapan untuk “Ketika Komunisme Tak Pernah Mati”

  1. Permisi prof mohon izin mengunduh tulisan prof Ariel untuk keperluan penelitian skripsi Sejarah. Kebetulan sedang mengkaji sosok Haji Misbach yang Islamis sekaligus Komunis pada masa pergerakan nasional. Jadi perlu untuk memulai bahasan dari masalah wacana komunisme yang terjadi di masyarakat Indonesia agar bisa dikaitkan dengan sosok Misbach yang menjadi anomali di antara wacana Islam dan Komunis yang seringkali dipertarungkan. Terima kasih prof Ariel atas kesempatannya semoga sukses selalu.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s