Perjuangan kerakyatan menuntut napas panjang, butuh kerja kolektif banyak pihak yang terorganisasi dengan strategi dan visi jauh ke depan. Ledakan militansi massa yang spontan dan tidak terorganisasi sering kali memberikan sumbangan penting pada masa kritis. Begitu juga pesona karismatik tokoh-tokoh individual. Tapi semua itu tidak dapat diandalkan dalam perjuangan berjangka panjang yang meletihkan sesudah hiruk-pikuk pergolakan sosial mereda dan kehidupan masyarakat kembali ke dalam rutinitas.
Heryanto, Ariel (2023) “Mengapa Reformasi 1998 Mengecewakan?”, TEMPO, 28/05/2023: 64-65.
kata kunci: demonstrasi, pasca-Orde Baru, reformasi dibajak, romantisme, Soe Hok Gie
